Pembelajaran Deep Learning Menurut Menteri Pendidikan
Pembelajaran Deep Learning menjadi topik utama di pendidikan pada tahun baru ini, bagaimana hubungan Deep Learning ini dalam Kurikulum Pendidikan menurut Pak Abdul Mu'ti?
Pertama kita cari tahu dahulu apa itu Deep Learning?
Deep Learning merupakan salah satu cabang dari pembelajaran di bidang mesin yang menggunakan artifical nural network untuk meniru cara manusia berpikir dan bealar. Deep Learning ini membawa perubahan besar di berbagai bidang salah satunya pendidikan. Bagaimana hubungan Deep Learning ini dalam Kurikulum?.
Menurut Menteri Pendidikan Abdul Mu'ti, Deep Learning itu bukan Kurikulum melainkan pendekatan belajar yang artinya kurikulum yang berlaku di sekolah tetap menerapkan kurikulum yang berlaku saat ini, guru menggunakan pendekatan tersebut sebagai model atau strategi dalam membantu siswa memahami dan menguasai materi pelajaran dengan lebih efektif. Jadi, Deep Learning adalah Metode atau strategi pembelajaran yang mendorong siswa untuk mengembangkan pemahaman mendalam terhadap materi.
Baca Juga
Deep Learning mengacu pada terciptanya pembelajaran untuk pengetahuan yang mendalam. Artinya, siswa belajar bukan untuk mengingat fakta tapi siswa tahu mengapa mempelajari sesuatu (bermakna/meaningful) dan bagaimana cara belajarnya. (Pada kurikulum kita, ini biasa disebut HOTS.)
Deep Learning memiliki elemen Mindful yaitu guru memahami kemampuan siswa berbeda dan menyesuaikan pembelajaran sesuai kemampuan tersebut. (Konsep ini berpotongan dengan Pembelajaran Berdiferensiasi, di mana guru didorong membedakan cara mengajar sesuai kemampuan siswa.)
Deep Learning juga memiliki elemen Joyful yang berarti pembelajaran didesain agar menyenangkan untuk siswa. Menyenangkan di sini bukan semata-mata bermain dan melucu, tapi suasana akrab, menantang dan menstimulasi siswa untuk berpikir dan belajar. Siswa antusias dan terlibat dalam pembelajaran. (Elemen ini juga berpotongan dengan Pembelajaran Berdiferensiasi di mana pembelajaran dapat didesain sesuai minat dan kemampuan siswa).
Agar pembelajaran terasa relevan (mindful) bagi siswa, guru dapat menggali apa yang diketahui siswa mengenai topik yang akan dibahas. (Dalam kurikulum sebelumnya, kita kenal dengan pertanyaan pemantik).
Untuk mewujudkan pembelajaran yang meaningful atau bermakna, perlu disampaikan relevansi dari apa yang dipelajari bagi kehidupan sehari-hari atau masa depan. (Pada kurikulum sebelumnya, kita pahami sebagai pemahaman bermakna).
Untuk mendorong pembelajaran mindful, ada asesmen SOLO, di mana murid memikirkan kembali hal yang sudah dipelajari. (Pada kurikulum sebelumnya, kita kenal dengan Refleksi Mandiri).
Pembelajaran mendalam mendorong Interdisplinari dan integratif. Artinya, pembelajaran tidak terbatas pada satu mata pelajaran tapi dihubungkan dengan mata pelajaran lain.
Jumlah Mata pelajaran tetap tapi kemungkinan besar materi akan dikurangi agar pembelajaran dapat lebih mendalam.
No comments for "Pembelajaran Deep Learning Menurut Menteri Pendidikan"
Post a Comment