PERKEMBANGAN MORAL MENURUT TEORI PERKEMBANGAN RANAH KOGNITIF
Perkembangan moral, dapat pula dipahami dengan pendekatan kognitif sebagaimana dikembangkan oleh Jean Piaget (1981) dan Lawrence Kohlberg (1977). Perkembangan kognitif lebih menitik beratkan pada kemampuan pikir manusia dibandingkan aspek emosi dalam menentukan suatu tindakan atau perbuatan. Menurut Jean Piaget (1981), ada empat tahap perkembangan kognitif seorang anak, yaitu: (1) tahap sensorimotor yang terjadi sejak anak lahir sampai berumur 2 tahun, (2) tahap praoperasi pada umur 2-7 tahun, (3) tahap operasi konkret pada umur 7-11 tahun, dan (4) tahap operasi formal setelah umur 11 tahun ke atas. Perkembangan tahap-tahap tersebut berurutan karena setiap tahap memerlukan tahap yang sebelumnya. Awal dan perkembangan tahap-tahap tersebut dapat berbeda untuk setiap pribadi.
Inteligensi menurut Piaget berarti: suatu bentuk ekuilibrium ke arah mana semua struktur yang menghasilkan persepsi, kebiasaan, dan mekanisme sensorimotor diarahkan (Piaget, 1981). Secara progresif dikatakan bahwa inteligensi membentuk keadaan ekuilibrium, ke arah mana semua adaptasi sifat-sifat sensorimotor, kognitif, dan juga interaksi-interaksi asimilasi serta akomodasi antara organisme dan lingkungan mengacu (Piaget, 1981).
Menurut Piaget, tidak ada inteligensi yang sudah jadi. Inteligensi mengalami perkembangan dalam langkah-langkah intelektual. Bagi Piaget, inteligensi mencakup adaptasi biologis, ekuilibrium antara individu dan lingkungan, perkembangan yang gradual, kegiatan mental, dan kompetensi.
2) Organisasi
Organisasi menunjuk pada tendensi semua spesies untuk mengadakan sistematisasi dan mengorganisasi proses-proses maka dalam suatu sistem yang koheren, baik secara fisis maupun psikologis. Contohnya bayi yang masih sangat muda mempunyai kemampuan untuk melihat benda atau menjamahnya. Pada awalnya, ia tidak menggabungkan kedua tindakan itu (melihat dan menjamah). Setelah beberapa waktu, ia mengorganisasikan kedua tindakan itu dalam suatu struktur yang lebih tinggi yang memungkinkan ia menjamah sesuatu sewaktu melihatnya.
3) Skemata
Skemata adalah suatu struktur mental seseorang dimana ia secara intelektual beradaptasi dan berubah selama perkembangan kognitif seseorang. Sekata itu akan beradaptasi dan berubah selama perkembangan kognitif seseorang. Skemata bukanlah benda yang nyata yang dapat dilihat, melainkan suatu rangkaian proses dalam sistem kesadaran orang. Skemata seseorang itu terus menerus berkembang, semangkin banyak pengalaman seseorang maka semakin lengkap skemanya tentang objek tertentu.
4) Asimilasi
Asimilasi adalah proses kognitif di mana seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep atau pengalaman baru ke dalam skemata atau pola yang sudah ada di dalam pemikirannya. Asimilasi dapat dipandang sebagai suatu proses kognitif untuk menempatkan dan mengklasifikasikan kejadian atau rangsangan yang baru ke dalam skema yang telah ada. Setiap orang secara terus menerus mengembangkan proses ini.
5) Akomodasi
Dapat bahwa dalam menghadapi pengalaman baru, seseorang tidak dapat mengasimilasikan pengalaman baru tersebut dengan skemata yang telah ia miliki, karena pengalaman baru sama seklai tidak cocok dengan skemata yang telah ada. Dalam keadaan seperti ini, orang tersebut dapat mengadakan akomodasi. Ia dapat membuat dua hal: (1) membentuk skema baru yang dapat cocok dengan rangsangan atau pengalaman baru, atau (2) memodifikasi skemata yang telah ada sehingga cocok dengan rangsangan atau pengalaman baru. Kedua hal itu disebut akomodasi, yaitu pembentukan skema baru atau mengubah skema yang lama.
6) Ekuilibrasi
Dalam perkembangan kognitif, diperlukan keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi. Proses ini disebut ekuilibrium, yaitu pengaturan diri secara mekanis yang perlu untuk mengatur keseimbangan proses asimilasi dan akomodasi. Ekuilibrasi adalah proses bergerak dari keadaan disekuilibrium ke ekuilibrium baru. Proses tersebut berjalan terus dalam diri seseorang melalui asimilasi dan akomodasi. Ekuilibrasi membuat seseorang dapat menyatukan pengalaman luar dengan strukutr dalamnya (skemata).
7) Adaptasi
Semua organisme dilahirkan dengan suatu kecenderungan untuk beradaptasi dengan lingkungan. Cara beradaptasi berbeda bagi setiap jenis mahluk, bagi setiap individu dalam jenis yang sama, maupun bagi tahap yang satu ke tahap yang lain dalam satu individu. Adaptasi terjadi adalam suatu proses asimilasi dan akomodasi. Di satu pihak seseorang mengasimilasikan pengalaman baru, di pihak lain kadang seseorang mengubah skema itu dalam berhubungan dengan lingkungannya. Proses terakhir ini disebut akomodasi.
Sumber: Sutarjo Adisusilo, J.R. (2012). Pembelajaran Nilai Karakter Konstruktivisme dan VCT sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Beberapa Konsep dalam Perkembangan Kognitif
1) InteligensiInteligensi menurut Piaget berarti: suatu bentuk ekuilibrium ke arah mana semua struktur yang menghasilkan persepsi, kebiasaan, dan mekanisme sensorimotor diarahkan (Piaget, 1981). Secara progresif dikatakan bahwa inteligensi membentuk keadaan ekuilibrium, ke arah mana semua adaptasi sifat-sifat sensorimotor, kognitif, dan juga interaksi-interaksi asimilasi serta akomodasi antara organisme dan lingkungan mengacu (Piaget, 1981).
Menurut Piaget, tidak ada inteligensi yang sudah jadi. Inteligensi mengalami perkembangan dalam langkah-langkah intelektual. Bagi Piaget, inteligensi mencakup adaptasi biologis, ekuilibrium antara individu dan lingkungan, perkembangan yang gradual, kegiatan mental, dan kompetensi.
2) Organisasi
Organisasi menunjuk pada tendensi semua spesies untuk mengadakan sistematisasi dan mengorganisasi proses-proses maka dalam suatu sistem yang koheren, baik secara fisis maupun psikologis. Contohnya bayi yang masih sangat muda mempunyai kemampuan untuk melihat benda atau menjamahnya. Pada awalnya, ia tidak menggabungkan kedua tindakan itu (melihat dan menjamah). Setelah beberapa waktu, ia mengorganisasikan kedua tindakan itu dalam suatu struktur yang lebih tinggi yang memungkinkan ia menjamah sesuatu sewaktu melihatnya.
3) Skemata
Skemata adalah suatu struktur mental seseorang dimana ia secara intelektual beradaptasi dan berubah selama perkembangan kognitif seseorang. Sekata itu akan beradaptasi dan berubah selama perkembangan kognitif seseorang. Skemata bukanlah benda yang nyata yang dapat dilihat, melainkan suatu rangkaian proses dalam sistem kesadaran orang. Skemata seseorang itu terus menerus berkembang, semangkin banyak pengalaman seseorang maka semakin lengkap skemanya tentang objek tertentu.
4) Asimilasi
Asimilasi adalah proses kognitif di mana seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep atau pengalaman baru ke dalam skemata atau pola yang sudah ada di dalam pemikirannya. Asimilasi dapat dipandang sebagai suatu proses kognitif untuk menempatkan dan mengklasifikasikan kejadian atau rangsangan yang baru ke dalam skema yang telah ada. Setiap orang secara terus menerus mengembangkan proses ini.
5) Akomodasi
Dapat bahwa dalam menghadapi pengalaman baru, seseorang tidak dapat mengasimilasikan pengalaman baru tersebut dengan skemata yang telah ia miliki, karena pengalaman baru sama seklai tidak cocok dengan skemata yang telah ada. Dalam keadaan seperti ini, orang tersebut dapat mengadakan akomodasi. Ia dapat membuat dua hal: (1) membentuk skema baru yang dapat cocok dengan rangsangan atau pengalaman baru, atau (2) memodifikasi skemata yang telah ada sehingga cocok dengan rangsangan atau pengalaman baru. Kedua hal itu disebut akomodasi, yaitu pembentukan skema baru atau mengubah skema yang lama.
6) Ekuilibrasi
Dalam perkembangan kognitif, diperlukan keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi. Proses ini disebut ekuilibrium, yaitu pengaturan diri secara mekanis yang perlu untuk mengatur keseimbangan proses asimilasi dan akomodasi. Ekuilibrasi adalah proses bergerak dari keadaan disekuilibrium ke ekuilibrium baru. Proses tersebut berjalan terus dalam diri seseorang melalui asimilasi dan akomodasi. Ekuilibrasi membuat seseorang dapat menyatukan pengalaman luar dengan strukutr dalamnya (skemata).
7) Adaptasi
Semua organisme dilahirkan dengan suatu kecenderungan untuk beradaptasi dengan lingkungan. Cara beradaptasi berbeda bagi setiap jenis mahluk, bagi setiap individu dalam jenis yang sama, maupun bagi tahap yang satu ke tahap yang lain dalam satu individu. Adaptasi terjadi adalam suatu proses asimilasi dan akomodasi. Di satu pihak seseorang mengasimilasikan pengalaman baru, di pihak lain kadang seseorang mengubah skema itu dalam berhubungan dengan lingkungannya. Proses terakhir ini disebut akomodasi.
Sumber: Sutarjo Adisusilo, J.R. (2012). Pembelajaran Nilai Karakter Konstruktivisme dan VCT sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
No comments for "PERKEMBANGAN MORAL MENURUT TEORI PERKEMBANGAN RANAH KOGNITIF"
Post a Comment