GARIS BESAR TAHAP PERKEMBANGAN KOGNITIF

Secara garis besar, Piaget mengelompokkan tahap-tahap perkembangan kognitif seorang anak menjadi empat tahap, yaitu tahap sensorimotor, tahap praoperasi, tahap operasi konkret, dan tahap operasi formal. Secara skematis, keempat tahap itu dapat digambarkan dalam tabel berikut:

1)      Tahap Sensorimotor
Piaget membagi tahap sensorimotor dalam enam periode, yaitu periode 1. reflek, periode 2. kebiasaan, periode 3. reproduksi kejadian yang menarik, periode 4. koordinasi skemata, periode 5. eksperimen, dan periode 6. repsresntasi. Secara garis besar, perkembangan periode-periode pada tahap sensorimotor dapat diringkaskan dalam skema pada tabel berikut.

2)      Tahap Praoperasi
Piaget (1981) membagi perkembangan kognitif tahap praoperasi (umur 2-7 tahun) dalam dua bagian, yaitu: (1) umur 2-4 tahun, dicirikan oleh perkembangan pemikiran simbolis; (2) umur 4-7 tahun, dicirikan oleh perkembangan pemikiran intuitif.


Pada umur 2 tahun, seorang anak mulai dapat menggunakan simbol atau tanda untuk mempresentasikan suatu benda yang tidak tampak dihadapannya. Ia dapat menggambarkan suatu benda atau kejadian yang sudah lalu. Fungsi semiotik atau penggunaan simbol itu secara jelas tampak dalam lima gejala berikut:

-          Imitasi tidak langsung;
-          Permainan simbolis;
-          Menggambar;
-          Gambaran mental;
-          Bahasa ucapan.

Pada usia 3-7 tahun pemikiran anak terus berkembang dengan ciri-ciri sebagai berikut:
  • Pemikiran egosentris;
  • Adaptasi yang tidak disertai gambaran akurat;
  • Reversebilitas belum berbentuk;
  • Pengertian kekekalan belum lengkap;
  • Klasifikasi figuratif;
  • Relasi ordinal/serial;
  • Kausalitas.


Tahap praoperasi adalah jembatan antara tahap sensorimotor dengan tahap operasi konkret. Unsur yang menonjol dalam tahap ini adalah mulai digunakannya bahasa simbolis, yang berupa gambaran dan bahasa ucapan. Penggunaan bahasa ini melepaskan keterikatan anak akan ingatan langsung dan tindakan refleks akan objek dan lingkungan. Dengan menggunakan bahasa, inteligensi anak semakin maju. Ia dapat berbicara tentang suatu hal tanpa dibatasi waktu sekarang dan dapat membicarakan beberapa hal bersama-sama. Namun demikian, bahasa anak masih bersifat egosentris.

Pemikiran yang menonjol pada tahap ini adalah pemikiran simbolis/semiotik pada umur 2-4 tahun dan pemikiran intuitif pada umur 4-7 tahun. Pemikiran intuitif ini masih mempunyai banyak kesamaan dengan sensorimotor sehingga masih menghambat anak dalam menganalisis persoalan disekitar reversebilitas dan seriasi. Anak sudah memiliki kesadaran sebab akibat dengan selalu bertanya “Mengapa?”.

3)      Tahap Operasi Konkret
Tahap operasional dicirikan dengan perkembangan sistem pemikiran yang didasarkan pada aturan-aturan tertentu yang logis. Anak sudah memperkembangkan operasi-operasi logis. Operasi ini bersifat reversibel, artinya dapat dimengerti dalam dua arah, yaitu suatu pemikiran yang dapat dikembalikan pada awalnya lagi. Misalnya bila “A+B = C”, dapat dibuat juga “C – B = A”. Dengan operasi ini, anak telah mengembangkan sistem pemikiran logis yang dapat diterapkan dalam memecahkan persoalan-persoalan konkret yang dihadapi. Ciri-ciri pemikiran operasional konkret adalah:

- Adaptasi dengan gambaran yang menyeluruh;

- Melihat dari berbagai macam segi;
- Seriasi;
- Klasifikasi;
- Bilangan;
- Rang, waktu, dan kecepatan;
- Kausalitas;
- Probabilitas;
- Penalaran; dan
- Egosentrisme dan sosialisme. 

4)      Tahap Operasi Formal
Tahap operasi formal (formal operations) merupakan tahap terakhir dalam perkembangan kognitif menurut Piaget. Ini terjadi pada umur sekitar 11 atau 12 tahun ke atas. Pada tahap ini seseorang remaja sudah dapat berpikir logis, berpikir dengan pemikiran teoretis formal berdasarkan proposisi-proposisi dan hipotesis, dan dapat mengambil kesimpulan lepas dari apa yang dapat diamati saat itu (Piaget, 1981: 78). Anak remaja sudah berpikir abastrak, fleksibel, dan efektif.

Pada tahap ini ada beberapa ciri pokok pemikiran operasi formal, yaitu:
    (a) Pemikiran Deduktif
    (b) Pemikiran Induktif
    (c) Pemikiran Abstrak Refleksif
    (d) Skema Operasi Formal

Artikel ini merupakan kutipan langsung dari buku Sutarjo Adisusilo, saya hanya mengutip beberapa bagian dari buku beliau. Jadi untuk bahasan lebih lengkapnya, silahkan anda untuk memiliki bukunya. Terima kasih semoga bermanfaat.

Sumber: Sutarjo Adisusilo, J.R. (2012). Pembelajaran Nilai Karakter Konstruktivisme dan VCT sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

No comments for "GARIS BESAR TAHAP PERKEMBANGAN KOGNITIF"